ACEH UTARA (ACEH), KOMPASPOS.COM - Momentum peringatan 15 tahun Perdamaian Aceh, Ketua BRA didampingi sejumlah mantan kombatan GAM menyempa...
ACEH UTARA (ACEH), KOMPASPOS.COM - Momentum peringatan 15 tahun Perdamaian Aceh, Ketua BRA didampingi sejumlah mantan kombatan GAM menyempatkan diri berkunjung ke rumah Ibu Sapiah M.Daud Ibunda dari Mantan juru bicara GAM Komando Pusat Tgk Ismail Syahputra di Desa Banda Baro, Senin (17/8/20).
Dalam kunjungan tersebut H. Fakhurrazi, SE, M.Si yang baru saja menjabat Ketua BRA Provinsi Aceh didampingi Direktur Analisis dan Kebijakan M.Kasem Alias Toke Phak, Juru Bicara PA Aceh Utara Tgk Amiruddin dan sejumlah mantan kombatan GAM setempat disambut oleh Ibu Sapiah M.Daud dan putrinya Nurhayati dirumah panggung milik anaknya di Desa Paya Dua Kecamatan Bandar Baro Kabupaten Aceh Utara.
“Alhamdulillah hari ini kami bisa berkunjung dan bertemu langsung dengan keluarga dan ibunda Tgk Ismail Syahputra, dan beliau sangat terharu atas kedatangan kami secara dadakan tanpa memberitahukan sebelumnya,” ungkap Fakhurrazi.
Menurutnya, kunjungan ini merupakan agenda BRA dalam rangkaian kegiatan peringatan 15 tahun perdamaian Aceh MoU Helsinki.
“Kemarin kita sudah berkunjung ke Aceh Timur melakukan silaturrahmi dan berziarah di kuburan petinggi GAM,” Jelas Bang Saed panggilan akrab Fakhurrazi.
Lanjutnya, kami juga sangat prihatin dengan kehidupan ibu Sapiah terutama kondisi rumahnya yang kurang layak huni, selama ini Ibu Sapiah tinggal dirumah anaknya Nurhayati yang berstatus janda. mereka tidak memiliki pencarian ekonomi yang tetap.
“Untuk itu kita akan mencari solusi, mengingat di BRA sendiri masih terbentur dengan sejumlah aturan, untuk jangka pendek kita bantu melalui dana pribadi,” ujar Bang Saed.
Bang Saed Menambahkan, bahwa kedatangannya disambut dengan penuh haru, meskipun usia beliau sudah seratus tahun lebih, tapi masih sehat dan kuat fisiknya.
Sementara itu, Juru bicara Partai Aceh Kabupaten Utara, Tgk Amiruddin mengatakan kerja dan tanggung jawab BRA belum selesai sesuai amanah MoU Helsinki, namun dalam hal ini kewenangan BRA perlu diperkuat agar memiliki hak otonom yang lebih luas terutama dalam hal rehabilitasi dan rekontruksi korban konflik.
“Perlu penguatan secara regulasi dan dukungan anggaran yang memadai, mengingat masih banyak korban konflik dan mantan kombatan yang perlu mendapatkan bantuan,” ujar Tgk Amir.
Sementara Direktur Analisis dan Kebijakan M.Kasem alias Toke Phak, BRA akan melakukan survei dan pendataan dengan cara turun langsung ke daerah-daerah, mengingat kami sendiri pun masih sangat baru di BRA.
“Kita sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak, termasuk pihak Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat untuk membantu anggaran memadai, terutama terhadap implementasi MoU dan UUPA terkait kesejahteraan mantan kombatan GAM dan Korban konflik,” pungkasnya.
Penulis : Saifuddin
COMMENTS