KARO (SUMATERA UTARA), KOMPASPOS.COM - Cegah Covid -19, Mahasiswa Praktikum II IKS FISIP USU Melakukan Edukasi Dengan Metode Pemberian Sele...
KARO (SUMATERA UTARA), KOMPASPOS.COM - Cegah Covid -19, Mahasiswa Praktikum II IKS FISIP USU Melakukan Edukasi Dengan Metode Pemberian Selebaran Tentang Protokol Kesehatan serta Pembagian Masker.
Menggunakan masker dan selalu taat protokol kesehatan merupakan hal yang sangat penting dilakukan dimasa pandemik covid-19.
Kabanjahe adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu kecamatan yang sangat rentan terkena Covid-19. Hal ini disebabkan karena kondisi yang belum stabil ditambah banyaknya turis-turis lokal yang berkunjung dari luar Kabupaten Karo, yang tidak menutup kemungkinan dapat menularkan virus Covid-19.
Akan tetapi, antisipasi warga Kabanjahe akan hal ini masih sangat minim dan kurang ketat. Seperti halnya masih banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan dan malas menggunakan masker. Khususnya terlihat pada supir-supir angkot yang jarang menggunakan masker.
Hal inilah yang mendorong Risna Waty Br Sitepu mahasiswa praktikum II Ilmu Kesejateraan Sosial FISIP USU di bawah bimbingan Fajar Utama Ritonga, S.Sos, M.Kessos melakukan pengabdian masyarakat berupa edukasi dengan metode pembagian masker serta selebaran mengenai protokol kesehatan di 4 (Empat) stasiun angkot rute Kabanjahe-Berastagi. 4 (Empat) stasiun angkot tersebut ialah Po.Kama, Po.Sigantang-sira, Po.Bayu dan Po.Karya Transport.
Dikatakan Risna Waty, melalui hasil obsevasi yang dilakukan pada masa praktikum awal Oktober 2020 masih banyak supir-supir angkot yang tidak menggunakan masker, tetapi mereka membawa masker hanya untuk berjaga-jaga jika terjadi razia masker secara tiba-tiba.
"Para supir masih tidak terlalu percaya akan adanya virus covid-19. Padahal mereka juga salah satu masyarakat yang mudah terpapar covid-19, karena mereka sehari hari di luar rumah, memegang uang, dan berinteraksi dengan siapapun tanpa memperhatikan protokol kesehatan," jelasnya.
Lanjutnya, setelah meminta izin kepada pihak yang bersangkutan praktikan mencetak spanduk dan selebaran mengenai protokol kesehatan. H-3 pelaksanaan pengabdian praktikan memasang spanduk di setiap stasiun pemberhentian angkot tempat praktikan akan melakukan edukasi.
"Ditahap pemasangan spanduk, praktikan sedikit mengalami kesulitan karena proses pemasangan spanduk yang cukup sulit. Setelah semua spanduk terpasang praktikan pulang dan sudah membuat janji jadwal pemberian edukasi dengan mandor-mandor penjaga disetiap stasiun," terangnya.
Sambungnya, pada hari pertama Praktikan memulai pengabdian di stasiun pemberhentian Po.Karya Transport. Dimulai dari pukul 8.00 Wib sampai dengan pukul 15.00 Wib, Rabu (11/11/2020). Praktikan membagikan 50 selebaran yang ditempel di pintu mobil dan memberikan masker untuk setiap supir. Saat proses pelaksanan terlihat sangat jelas hanya ada beberapa supir yang taat memakai masker. Setelah berbicara sebentar dengan supir mereka mau mengerti dan mau menerapkan protokol kesehatan.
Hari kedua, Kamis (12/11/20), praktikan memulai kembali pengabdian di Po.Bayu, disini praktikan cukup kewalahan karena banyak dari penumpang dan pedagang sekitar stasiun meminta masker sehingga masker yang sudah ditargetkan harus ditambah lagi.
Hari ketiga, Jumat (13/11/20), praktikan melakukan pengabdian di Po.Kama, disini tidak terjadi banyak kendala, berjalan semestinya hanya pembagian masker dan seleberan sempat tertunda karena pratikan harus mengikuti kuliah dari pukul 10.00 WIB-12.00 WIB. Setelah makan siang praktikan kembali melakukan edukasi dan membagikan masker.
Hari terakhir yaitu hari keempat, Sabtu (14/11/20), praktikan melaksanakan pengabdian di Po.Sigantang-sira, di tempat pemberhentian ini pemberian edukasi tidak dapat dilakukan secara maksimal karena waktu tunggu/ngetem mereka hanya beberapa menit kurang lebih 5 menit. Di Po.Sigantang-sira banyak supir-supir yang tidak tercangkau praktikan karena mereka tidak berhenti untuk ngetem dan tidak bisa diberhentikan.
"Kendala yang dialami praktikan saat melakukan edukasi ialah ada beberapa angkot yang tidak mau ditempel selebaran di pintu angkot mereka karena alasan “takut dimarahi bos karena mobinya kotor ditempeli selebaran”, tetapi praktikan tetap memberikan edukasi kepada supir. Manfaat pemasangan selebaran di pintu angkot untuk mengedukasi penumpang secara tidak langsung, agar penumpang tetap memakai masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan atau minimal menggunakan handsanitizer," pungkasnya.
"Terminasi yang diharapkan praktikan ialah para supir selalu taat dalam melakukan protokol kesehatan dan tidak ada tawar menawar. Dan diharapkan penumpang juga membaca selebaran yang ditempel di pintu angkot. Praktikan sangat berharap agar edukasi yang diberikan dapat dilaksanakan secara terus menurus dan menjadi kebiasaan," tutupnya.
Penulis : Ivan Haris
COMMENTS