ROKAN HILIR (RIAU), KOMPASPOS.COM - LPK MZK Instute apresiasi Pemerintah putuskan larang mudik lebaran dan tetap buka Objek Wisata. Apresia...
ROKAN HILIR (RIAU), KOMPASPOS.COM - LPK MZK Instute apresiasi Pemerintah putuskan larang mudik lebaran dan tetap buka Objek Wisata.
Apresiasi tersebut menjadi simpulan pamungkas setelah mempertimbangkan aspek pencegahan penyebaran wabah Pandemi Civic dan kelangsungan kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia dalam pemaparan pikiran para narasumber yang dihadirkan MZK Instute diantaranya, Ketua Kadin Indonesia Ir.H. Eddy Ganefo MM, Kepala Satpol PP Provinsi Jawa Timur, Drs. Budi Santosa, Dosen Fisipol UNWIMA Yogyakarta Agus Susanto S.Sos. M.Mis, dan Ketua Pokdarwis Wisata Tebing Lingga Trenggalek Fals Yudistira, dalam bentuk diskusi publik.
Diskusi publik diikuti Dirkrimsus, Anggota DPRD, LSM, juru warta dari berbagai media elektronik dan cetak se Tanah Air. Acara dibuka oleh Martha Zhahira Syaflina, S.E sebagai Host Workhsop Pra UKW dan Drs Agung Santoso sebagai moderator sekaligus inisiator UKW mandiri Indonesia, secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting, Senin (11/5/2021) Pukul 20:00 WIB.
Zoom meeting ini diawali Salam dan himbauan agar mematuhi prokes oleh Martha Zhahira Syaflina,S.E, lalu memperkenalkan Nara sumber satu persatu, Selanjutnya mempersilahkan Drs Agung Santoso yang juga ketua FKPRM Jawa Timur memandu acara.
"Dalam diskusi publik ini, Topik diskusi kita adalah larangan mudik ketat, bagaimana dengan objek wisata?" Tanya Drs Agung Santoso kepada pembicara pertama, Ir. H. Eddy Ganefo MM, dan Drs Agung Santoso.
Eddy Ganefo MM. Menyampaikan bahwa menurutnya, larangan mudik lebaran sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat, dan menekan penyebaran Covid-19 agar tidak menjadi klaster ditempat tujuan, sementara itu objek wisata tetap dibuka mengingat melemahnya perekonomian masyarakat.dikatakannya bahwa saat ini tercatat 54 persen UMKM mengalami bangkrut dan sisanya bertahan dalam situasi terancam.
"Larangan mudik cara ampuh untuk menekan penyebaran Covid-19, sebagai bentuk perhatian pemerintah agar masyarakat terjaga kesehatannya dan tidak menjadi klaster baru di daerah yang dituju, namun disisi lain objek wisata tetap dibuka karena menyadari bahwa objek wisata sebagai sektor vital sumber penghasilan kehidupan ekonomi masyarakat," ujarnya.
Dilanjutkan oleh pembicara kedua yang dipersilahkan oleh moderator Drs Agung Santoso yakni Drs Budi Santosa. Meneruskan penyampaian pembicara pertama, akan tetapi ungkap Kepala Dinas Satpol-PP Provinsi Jatim ini, dalam penanganan Covid-19 memang diperlukan keterlibatan semua elemen masyarakat.
Seperti di Jatim, selain Satgas Covid-19 juga pihaknya melibatkan LSM, Ormas dan simpul-simpul masyarakat untuk mengajak agar masyarakat memahami dan mematuhi prokes.
"Penanganan Covid-19 dijatim selain Satgas Covid-19 juga melibatkan LSM Ormas dan elemen masyarakat," ujarnya.
" Untuk objek wisata yang buka dimasa pembatasan ini di buka hanya untuk wisatawan lokal, sedangkan yang berasal dari luar daerah, mereka baru bisa masuk setelah menjalani pemeriksaan di perbatasan masuk ke wilayah ini, bila terkonfirmasi positif maka harus menjalani isolasi, bila tidak tentu diperbolehkan" Sambung pembicara ke 3 Agus Susanto S.Sos. M.Mis.pak. yang juga guide di Kota keraton Yogyakarta.
Sementara Pembicara terakhir Fals Yudistira optimis ekonomi masyarakat bisa pulih ditengah pandemi bila giat berkarya.
"Hal hal sepele bisa menghasilkan uang, jadi mari kreatif memanfaatkan apa yang ada," ajak ketua Pokdarwis yang memanfaatkan Sisa batu yang rusak itu.
"Sampai diskusi ini ditutup peserta berasal dari 18 provinsi," ucap Drs Agung Santoso dan Martha Zhahira Syaflina yang kemudian mengucapkan selamat hari raya idul Fitri.
Penulis : Zurfami
COMMENTS