PEKANBARU (RIAU), KOMPASPOS.COM - Setelah lebih kurang enam bulan keliling Riau, Pakar Lingkungan Dr. Elviriadi rampungkan sebuah teori ten...
PEKANBARU (RIAU), KOMPASPOS.COM - Setelah lebih kurang enam bulan keliling Riau, Pakar Lingkungan Dr. Elviriadi rampungkan sebuah teori tentang resolusi konflik lahan.
Demikian dikatakan Dr. Elviriadi melalui via WhatsApp, Sabtu Siang, (27/11/21).
"Alhamdulillah, sebuah teori sudah selesai, tinggal saya daftarkan secepatnya ke Kemenkumham sebagai hak paten. Mudah mudahan diterima kalangan ilmuan sebagai the frontier science (ilmu terdepan) dan bermanfaat," kata Elv.
Pria yang berkeliling provinsi Riau sejak 6 bulan belakangan ini mengaku puas dengan kontribusi ilmiah dibidang sains sosial yang dirumuskannya.
"Saya senang dan greget juga. Masak ilmu ilmu dari barat semua pencetusnya. Dari ASEAN dan timur kok tiarap? Padahalkan Kuhn (Thomas Kuhn -red) sudah kasi sinyal melalui "the Structure of Scientific Revolutions"?," Sindir Elv
Teori yang dikemukakan akademisi yang kerap tampil sebagai ahli di persidangan itu berisi beberapa ide dan proposisi.
"Proposisi pertama tentang faktor epistemik konflik agraria, kemudian konseptualisasi-postulasi paradigmatik menuju teori. Menarik sebenarnya konflik agraria di Riau ini, sumbernya jelas dan solusinya cukup mudah. Cocok untuk formulasi resolusi konflik kultur masyarakat rantau ASEAN," jelas Elv.
Kepala Departemen Perubahan Iklim MN KAHMI itu mengambil beberapa titik sample di tiga kabupaten/kota di Riau.
"Sample saye di Kecamatan Langgam berupa konflik segitiga PT.NWR-PT.PSJ dan Koperasi, kemudian Tiga Kepenghuluan Kecamatan Balai Jaya Rohil dan terakhir di Koto Lamo Rokan Hulu. Intinya penetrasi birokrasi politik jakarta (Kantor Staf Presiden) sangat signifikan pengaruhnya terhadap konflik, menarik jika ditelaah secara akademik," ujar dia.
"Kalau tak diteorikan, bile lagi saye nak jadi profesor. Kum tak naik naik, orang lain aje diurus. Lamo lamo kepunan kum telouw temakol lah saye, Wak!," Pungkas peneliti gambut yang setia gundul demi hutan.
Penulis : Zurfami
COMMENTS