PEKANBARU (RIAU), KOMPASPOS.COM - Aksi belasan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Bengkalis, mendesak pemerintah agar mencabu...
PEKANBARU (RIAU), KOMPASPOS.COM - Aksi belasan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Bengkalis, mendesak pemerintah agar mencabut izin PT. Logo Mas Utama yang bergerak dalam penambangan pasir laut di perairan Pulau Rupat dan PT. Meskom Agro Sarimas (kelapa sawit) di Pulau Bengkalis mendapat respon Pakar Lingkungan Dr. Elviriadi.
Tampak para tokoh masyarakat, pemuda dan Dr. Elv berbincang serius di Kedai " Secawan Kopi" Panam, Kamis, (23/12/21).
"Ya, kami berbincang dan minta pendapat Pakar lingkungan kite Pak Doktor Elviriadi ini. Bagaimana mengatasi kerusakan ekosistem dan eksploitasi pasir laut ini kepada ahlinya. Apalagi beliau ini kan putra Melayu yang komitmen dan lantang bersuara," kata Said Amir Hamzah tokoh Masyarakat Rupat.
Sementara itu, pakar lingkungan Dr.Elviriadi meminta pemerintah segera meninjau ijin dan praktek eksploitasi perusahaan tersebut.
"Yelah, harus cepat bersikap pemerintah Propinsi, Bengkalis dan kementerian terkait. Saya sangat khawatir penambangan pasir laut PT. Logo Mas Utama di perairan Rupat Utara dapat mendegradasi ekosistem laut, mengganggu kehidupan biota laut, terumbu karang, habitat Dugong dan abrasi pantai," beber Elv.
Akademisi yang kerap jadi Ahli di Pengadilan itu meminta Dinas Kelautan, KKP di Jkt dan KLHK melakukan Grown Check.
"Kita minta lakukan grown check, apakah konsesi lsut PT. Logo Mas Utama secara AMDAL sudah benar? Atau ada gak AMDAL nya? Kalau iya ada, tentu clear, masyarakat senang dan nyaman, " sindir Elv.
Selain itu, Dr Elv meminta Pemkab Bengkalis memastikan areal Pulau Beting Aceh, Pulau Babi di Kecamatan Rupat Utara yang merupakan destinasi wisata terjamin tanpa degradasi ekologis.
"Seharusnya jika Rupat Utara itu kawasan ekonomi khusus pariwisata, energi diarahkan untuk membangun konservasi laut dan penataan ruang laut serta infrastruktur pendukung. Saya heran, kok ada Ijin Usaha Pertambangan (IUP) ya?" tanya Elv heran.
Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah itu pun menilai ijin usaha cendrung minim pengawasan.
"Payah Riau ini. Yang berkuasa kapitalis. Makanya budak budak Rupat itu terancam ekosistemnya. Pasir laut sekitar pulau Beting itu terbaik, disitu ada kawasan nursery grown ikan ikan komersil dunia. Kacaulah negeri Melayu ini Wak! Kepunanlah lah budak Rupat. Telouw Temakol pun dan melarikan diri nengo kapal peneruk pasir. Ajap ajap," pungkas peneliti yang istiqamah gundul demi hutan.
Penulis : Zurfami
COMMENTS