PEKANBARU (RIAU), KOMPASPOS.COM - Jelang perpanjangan izin Hak Guna Usaha (HGU) sejumlah perusahaan di Provinsi Riau publik mulai merespon....
PEKANBARU (RIAU), KOMPASPOS.COM - Jelang perpanjangan izin Hak Guna Usaha (HGU) sejumlah perusahaan di Provinsi Riau publik mulai merespon.
Selain tuntutan tolak HGU langsung ke Kantor Wilayah BPN Riau, muncul juga analisis dari pakar lingkungan Dr. Elviriadi, Ahad (6/2) siang.
"Ya, sebaiknya ditinjau secara objektif. Jangan main short cut. Nanti ditangkap KPK. Dan birokrasi diambang meaningless," kata dia.
Kepala Departemen Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI itu menilai kinerja supervisi birokrasi terhadap HGU sangat minim.
"Sering saya bilang, superviasi Kabid dinas LH dan Perkebunan lemah. Proses verifikasi, identifikasi dan objektivikasi praktik HGU tak terjadi. Hal itu tau ndak tuan tuan, karena lemahnya akhlakul karimah. Terbawa hawa nafsu duniawi sehingga regulasi mati di tempat," ujar Elv.
Aktivis ICMI itu mendesak Kanwil BPN Riau dan Kemwnterian ATR/BPN cabut izin bermasalah.
"Seharusnya kan tuan tuan Kanwil itu dah tau. Rahasia umum di mana mana ribuan hektar HGU tak ada mengurus izin. Harusnya ada kejutan kejutan, langkah besar. Yang dicabut kemarin yang sakit ringan (kebun tetlantar), yang akut kok dibiarkan menggerogoti negara?," tanya dia heran.
Akademisi yang jadi saksi ahli di pengadilan itu menilai perpanjangan HGU tak punya dasar nalar.
"Apa coba, dasar dasar nalar memperpanjang izin HGU. Pengecekan jujur gak ada, lingkungan babak belur, membantu rakyat (plasma) nihil, CSR misterius bin antah berantah. Lalu tiba tiba dilanjutkan? Inikan jelas mempermainkan UU, peraturan menteri, dan konspirasi hawa nufsu bendawi. Tak ada pijakan nilai nilai," sindir mantan aktivis mahasiswa.
"Ya, lucu aja. Hidup itu seharusnya bermanfaat. Punya martabat. Menjaga diri dari perbuatan tercela. Dan nilai nilai agama itu peganglah dikit dikit. Kalau nalar cidera, tapi tangan besi dan mengelabui, kepunanlah budak Riau. Kepunan telouw temakol lah, Wak!" pungkas putra Meranti yang rutin gundul demi hutan.
Penulis : Zurfami
COMMENTS