LOMBOK TIMUR (NUSA TENGGARA BARAT), KOMPASPOS.COM - Bupati Lombok Timur, HM. Sukiman Azmy, mengikuti rapat koordinasi (Rakor) percepatan pe...
LOMBOK TIMUR (NUSA TENGGARA BARAT), KOMPASPOS.COM - Bupati Lombok Timur, HM. Sukiman Azmy, mengikuti rapat koordinasi (Rakor) percepatan penurunan stunting, bertempat di Gedung Wanita Selong, Selasa, (20/9/22).
Kegiatan tersebut mengusung tema "TPPS Lombok Timur Bergerak untuk Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2022, Keluarga Keren Cegah Stunting".
Hadir pada acara tersebut Kepala BKKBN RI melalui zoom meeting, Kepala BKKBN NTB, Bupati Lotim, Kapolres Lotim, Kepala Kejaksaan Lotim, Kepala OPD, Camat dan Kepala Desa se-Lombok Timur.
Ketua panitia yang juga selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim, H. Ahmad, dalam laporannya menyampaikan salah satu isi berkenaan dengan stunting.
Dikatakan H. Ahmad, bahwa salah satu isi percepatan penurunan stunting pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 tahun 2021 tentang penurunan stunting mengatakan, pentingnya konvergensi untuk mempercepat penurunan angka stunting.
"Hari ini di Lotim, kita berada pada posisi 17,84 persen, kita harus lebih gencarkan Gerakan Anti Stunting (GAS) harus lebih semangat," ucap H. Ahmad.
Menurut dia, saat ini diperlukan pendampingan keluarga beresiko stunting sebanyak 421.000 keluarga, dimana 250.000 keluarga menjadi sasaran penurunan angka stunting. Untuk diketahui, sebutnya, 90 persen sudah dilakukan pendampingan oleh tim di desa.
Pendampingan ini, kata dia, fokus dilakukan mulai periode remaja sampai menikah dan anak usia 1000 hari pertama kehidupan. Jika hal itu dilaksanakan, dirinya meyakini angka stunting di bawah 14 persen pada 2023 bisa tercapai.
"Bagi semua kades, semua kepala puskesmas, dan semua tim desa yang mengikuti lewat zoom semoga akan menyukseskan pencapaian target kita stunting di bawah angka 14% tahun 2023," harapnya.
Sementara itu Bupati Lombok Timur dalam sambutan pembukaannya menyatakan, bahwa angka stunting di lombok timur sekitar 17 persen, atau berada di urutan keenam di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sebelumnya, kata Bupati, Lombok Timur berada pada urutan terakhir di NTB. Karnanya Bupati menyampaikan hajatan untuk belajar kepada Kepala BKKBN RI yang sukses menurunkan angka stunting saat menjadi Bupati Kulonprogo.
“Kami mencanangkan angka di bawah angka 14 persen pada tahun 2023,” kata Bupati.
Usai sambutan, Bupati Sukiman dikukuhkan oleh Kepala BKKBN RI secara zoom sebagai orang tua asuh anak stunting di Lombok Timur.
Selanjutnya Kepala BKKBN Pusat, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG, menanggapi pernyataan Bupati menyatakan bahwa apa yang disampaikan bupati Sukiman adalah berdasarkan apa yang telah ia lakukan saat menjadi bupati Kulonprogo selama dua priode.
Menurut dia, apa yang sudah dilakukan Bupati Lombok Timur merupakan sesuatu yang sudah luar biasa, dengan menggerakkan semua komponen masyarakat. Dirinya menyebut, Kemampuan pemerintah mungkin tidak sampai sepertiga dari masalah yang ada, sehingga gotong-royong adalah kata kuncinya.
"Waktu itu di Kulonprogo banyak masyarakat tidak punya rumah. Alhamdulillah dengan gerakan zakat infak dan sedekah kami bisa membangunkan masyarakat rumah layak huni, membangun jamban dan lain-lain," tuturnya.
Hasto Wardoyo mengutarakan, kesejahteraan akan ada bila orang kaya akan tersentuh hatinya memberi kepada yang tidak mampu. Karnanya, para pemimpin juga harus lurus dan adil, meski pun berat, tetapi hendaknya diikhtiarkan dan menyerahkan aegalanya kepada Allah SWT.
Dirinya kemudian mengambil satu pelajaran dari profesinya sebagai seorang dokter, dimana seorang dokter tidak akan bisa memenuhi ekspektasi semua pasien. Namun, kata dia, setidaknya seorang dokter sudah berikhtiar untuk memuaskan semua.
Selanjutnya ia juga menyebutkan tentang program Bela-Beli Kulonprogo semisal saat idul qurban yang dimana kambingnya dibeli di Kulonprogo dan dibagikan juga di Kulonprogo. Begitu juga dalam hal-hal lain yang kegiatannya diikhtiarkan untuk perputaran ekonomi Kulonprogo.
Hal itu ia korelasikan dengan pernyataan Bupati Lotim yang menyebutkan bahwa penduduknya terbesar se-NTB, tentu menjadi beban kerja yang berat. Tetapi dengan kerjasama dari kabupaten sampai desa, pasti kerja berat tersebut terasa ringan.
"Saya percaya Lotim akan berhasil mencapai target 14 persen tahun depan, dan akan menjadi prestasi yang luar biasa, akan bisa menjadi best practice," ucapnya.
Mengakhiri sambutannya, Hasto Wardoyo mengungkapkan, sesungguhnya mencegah stunting baru, jauh lebih penting dan mudah daripada menyelesaikan yang sudah stunting, terutama yang kurang dari dua tahun mendapat kesempatan menjadi tidak stunting.
Penulis : Ril
COMMENTS