LOMBOK TIMUR (NUSA TENGGARA BARAT), KOMPASPOS.COM - Perusahaan Daerah Air Minum (DAM ) Lombok Timur akan perketat pembaca meter dengan tuju...
LOMBOK TIMUR (NUSA TENGGARA BARAT), KOMPASPOS.COM - Perusahaan Daerah Air Minum (DAM ) Lombok Timur akan perketat pembaca meter dengan tujuan agar pelanggan tidak membayar dengan stagnan, pembayaran yang stagnan dari pelanggan menjadi evaluasi PDAM Lotim dengan memperketat pembaca meter
Hal itu di sampaikan direktur teknis PDAM Lombok Timur L. Suryadi di kantornya saat didatangi awak media, Sabtu, (24/02/2024).
"Ya kita perketat, biar hasil bacaanya akurat jadi pelanggan tidak membayar dengan stagnan, contohnya pembayaran bulan lalu sama dengan pembayaran bulan ini, jadi kita evaluasi dia pembaca meter," kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi pembaca meter ada yang sudah tua oleh karena itu diambil data melalui pembaca meter kalau rusak akan diganti, laporan dari pembaca meter itu yang akan ditindak lanjuti untuk memaksimalkan pembaca meter.
"Jadi agar pembacaannya tepat, kita akan usahakan semua pembaca meter harus dia jalan, nanti pada akhirnya sesuai dengan apa yang menjadi hajatan 3 (tiga) direksi ini ke depan akan memakai sistem digitalisasi semua Jadi pemantauan jaringan, pembaca meter cukup kita pantau di layar monitor," ujar dia.
Masih kata L. Suryadi, untuk tenaga pembaca meter sekitar 20 tenaga, artinya 1 pembaca meter ini dia pegang sekitar 800-1000 untuk satu pembaca dengan jadwal dari tanggal 1 sampai tanggal 20 insyallah untuk tenaga masih cukup.
"Nah kita jadwalkan, pelanggan yang satu akan terbaca jadi pelanggan tersebut akan rutin di baca pada tanggal yang sama pada bulan-bulan yang lain, tidak seperti dulu jadi pembaca meter tidak semau mau, misalnya dia datang tanggal 1 besok datang tanggal 5 bulan berikutnya," tegasnya.
Ia menyebut, disitu ada tenggang waktu artinya pemakaian pelanggan ini bukan lagi sebulan yang di hitung tapi lebih dari sebulan.
"Artinya karena bulan kemarin dia baca tanggal 1 misalnya bulan depan dia baca tanggal 10, berarti ada satu bulan 10 hari terus bayarannya tetap, ya tentu kita rugi," terangnya.
Masih kata dia, sedangkan untuk potensi kebocoran kita banyak kalo di lihat dari NRW di atas 30% sedangkan standarnya yang di anggap normal dan layak itu 20%.
"Kalau dia bocor di rumah pelanggan yang netes netes itu misalnya di satu pelanggan misalnya kita tampung dia isinya 10 liter kan sudah berapa kerugian kita, sedangkan yang netes sebelum water meter itu tidak terbaca kalo dia setelah water meter bocor baru terbaca," pungkasnya.
Penulis : Ril
COMMENTS