Tambang Galian Pasir Diduga Ilegal di Kandis Terkesan Kebal Hukum, Setelah Dirazia Kembali Beroperasi

SIAK (RIAU), KOMPASPOS.COM -  Pasca turunnya tim Ditreskrimsus Polda Riau razia ke lokasi Tambang Galian Pasir diduga ilegal di kecamatan Ka...

SIAK (RIAU), KOMPASPOS.COM - Pasca turunnya tim Ditreskrimsus Polda Riau razia ke lokasi Tambang Galian Pasir diduga ilegal di kecamatan Kandis ternyata tidak membuat jera para pengusaha Tambang Galian Pasir diduga ilegal untuk melanjutkan aktivitas tambang galian pasirnya.

Pasalnya, pantauan awak media kompaspos.com, Sabtu, (22/2/25), tambang galian pasir diduga ilegal tersebut terpantau masih beroperasi. Patut diduga pengusaha Tambang Galian Pasir diduga ilegal terkesan kebal hukum

Salah seorang pekerja di lokasi Tambang Galian Pasir diduga ilegal ini saat dikonfirmasi awak media mengatakan bahwa Tambang Galian Pasir diduga ilegal ini milik seseorang yang disebut bernama Marbun.

Terpisah, Marbun saat dikonfirmasi via seluler membenarkan bahwa tambang galian pasir diduga ilegal itu adalah miliknya.

"Tambang galian pasir ini memang benar milik saya, memangnya kenapa kalau tidak ada izinnya, itu bukan urusan kamu," ujar Marbun dengan nada keras.

Sementara itu, Kapolsek Kandis dan Kanit Reskrim saat dikonfirmasi awak media kompaspos.com terkesan enggan memberikan tanggapan.

Menyikapi hal ini, Riski, Ketua KBPP Polri Siak meminta kepada Kapolri dan Kapolda Riau agar segera menutup aktivitas tambang galian pasir diduga ilegal yang ada di wilayah Riau, khususnya di kecamatan Kandis.

"Sudah jelas aktivitas penambangan diduga ilegal melanggar undang undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang pertambangan mineral dan batubara. Pasal 58 dalam undang undang tersebut menyatakan bahwa pelaku penambang tanpa izin dapat sangsi pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda maksimal 100 Milyar. Selain itu juga undang undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan Hidup juga mengancam pelaku dengan pidana paling lama 3 tahun dan denda Rp 3 milyar jika tidak memiliki izin," pungkas Riski.

Penulis : Wardani